Rabu, 14 September 2016

BAHAGIA BERBAGI SAAT QURBAN 1437 H

Kudus, Peganjaran (15/9) Puluhan guru dan staf karyawan beserta ratusan siswa siswi MA NU RAUDLATUS SHIBYAN sejak pagi sudah bersiap bertugas sebagai tim penyembelihan dan pembagian daging qurban.

Mulai pukul 06.00 WIB proses penyembelihan hewan qurban sudah berlangsung. Para bapak guru didampingi tim pemotong hewan ternak menyembelih hewan qurban, satu per satu. Ada pula bapak guru dibantu oleh siswa serta tukang bolang yang menguliti sekaligus membersihkan kotoran hewan qurban tersebut. Dan khusus untuk ibu guru dan siswi, mereka bergotong royong memotong daging serta mengemas kedalam kemasan pembagian daging qurban.

Bagi sebagian siswa yang hadir, memotong daging hewan qurban kemudian mengemasnya untuk dibagikan merupakan hal yang baru. Namun, walau disertai rasa geli mereka tetap saja bersedia membantu bapak dan ibu guru. “Kalo gulai daging kambing sih udah biasa. Tapi kalo pegang daging kambing yang baru dipotong begini, jarang banget kan.. setahun sekali aja belum tentu.” Ujar Taqiyuddin siswa asal Lamongan Jatim yang menuntut ilmu di sini, saat sedang membantu mengemas daging qurban di MANU RAUDLATUS SHIBYAN.

Insya Allah daging qurban tersebut akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar Madrasah. Semoga Idul Adha kali ini menjadi momen untuk meningkatkan kepedulian kita kepada sesama, serta meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebelum penyembelihan Sekitar pukul 07.00 acara dimulai dengan sambutan oleh ketua panitia yaitu, Ustadz Syaifuddin Zuhri, S.Pd.I Kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan kambing qurban.

Ada 3 kambing Qurban yang disembelih pada tahun 1437 H ini.2 hewan  Qurban dari Bapak Agus Suntoro dan Bapak Syaifuddin Zuhri kemudian yang 1 shodaqoh biasa, Setelah proses menguliti selesai maka semua siswa berkumpul dengan kelompok mentoringnya untuk ikut memotong daging dan memisahkan daging dari tulang dengan pisau yang telah mereka bawa dari rumah. Daging dipotong sesuai ukuran sebelum dibagikan ke masyarakat sekitar. Begitupun untuk tulang juga dipotong untuk dibagikan bersama daging. Menurut Fanny Fahrida kelas X.1 dia sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,sebagai pembelajaran Fikih, berbeda dengan siswa yang satu ini Zaki Mubarrok, bahkan jika dibolehkan dia ingin menyembelih Kambing qurban. Namun hari ini dia bisa ikut menguliti salah satu kambing. Ada lagi Alex Tony kelas IX.2 yang begitu menikmati dalam memotong tulang agar sesuai ukuran yang pantas sebelum dibagikan.

Setelah selesai dengan pemotongan kemudian daging ditimbang dan dimasukan ke dalam plastik yang sudah disediakan. Sekitar pukul 11.00 WIB siswa mulai memberesi peralatan masing – masing sedangkan pengurus OSIS membagikan daging ke masyarakat sekitar yang kurang mampu, dan Siswa siswi, guru beserta pengurus Madrasah, M.Syaifuddin salah satu pengurus OSIS merasa bahagia bisa berbagi daging qurban dengan masyarakat sekitar, meski di sekolah dia di tahun ini yang pertama kali.
Begitu pula penerima daging qurban tersirat kebahagiaan di wajahnya sebab di hari raya idul adha bisa ikut merasakan masakan daging qurban.

Ustadz Wafik Chairi, SE selaku kepala Madrasah berharap melalui acara ini tidak hanya menjadi seremonial penyembelihan qurban semata namun juga bisa mengenalkan syariat qurban secara langsung kepada semua siswa selain juga menumbuhkan kebiasaan berbagi dengan masyarakat sekitar yang kurang mampu. (15/9).

Jumat, 26 Agustus 2016

Doa 17 AGUSTUS 2016

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil aalamin
Hamdan Syakirin, Hamdan yuafii niamah wayukaafi maziidah
Yaa robbana lakal khamdu kama yambaghii lijalaali wajhikal kariim waadziimi sulthoonik.
Allahumma sholli wasallim ‘ala sayyidina mukhammadin wa’ala alihi washohbihi ajma’in
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih
Dengan penuh kerendahan hati, kami seluruh bangsa Indonesia memanjatkan syukur kehadirat-Mu, atas berkat rahmat-Mu Pada hari ini kami seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71. Berikanlah kami kedewasan kehidupan berpolitik, dan berdemokrasi. Mudahkanlah kami dalam bekerja dan menumbuhkan budaya kerja dalam percepatan pembangunan nasional, agar tercipta bangsa yang mandiri, bersatu, aman, adil dan sejahtera.
Ya Allah, Tuhan Yang maha Penyayang
Di hari-hari ini, kami menghadapi beragam ujian berat mulai dari alam yang kurang bersahabat, Musim yang tidak menentu, harga kebutuhan pokok yang masih tinggi, ekonomi yang belum pulih, . Berikanlah kami kedewasan kehidupan berpolitik, dan berdemokrasi. Mudahkanlah kami dalam bekerja dan menumbuhkan budaya kerja dalam percepatan pembangunan nasional, agar tercipta bangsa yang mandiri, bersatu, aman, adil dan sejahtera.
Ya Allah, Tuhan Yang maha bijaksana.
Masih jauh perjalanan sejarah bangsa kami, karenanya hindarkanlah bangsa dan Negara kami dari marabahaya, fitnah antar Suku, Agama, Ras dan Antargolongan yang dapat memecah belah kesatuan bangsa. Mantapkanlah tekad kami untuk membangun bangsa dan Negara kami dengan Kerja Nyata, agar menjadi bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, adil, makmur dan sejahtera.
Ya Allah, Tuhan Maha Pemersatu
Jadikanlah peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini sebagai momentum merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa kami. Jauhkanlah bangsa kami dari perselisihan dan perpecahan. Limpahkanlah karunia-Mu, baik yang datang dari langit maupun dari bumi.
Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengampun
Ampunilah dosa dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa para pemimpin kami juga dosa para pahlawan pejuang kami, terimalah amal perjuangan mereka, karena Engkau Maha Pengampun lagi Maha mengetahui.
Ya Allah, Tuhan yang maha Pengasih dan Penyayang.
Kabulkanlah permohonan dan doa kami, hanya kepada-Mu lah kami mohon pertolongan.
Robbana aatinaa fiddunyaa khasanah, wafil aakhiroti khasanah waqinaa ‘adzaaban naar.
Wa adzkhilanaa ma’al abroori yaa aziizu Yaa ghoffaru yaa robbal ‘alamiin.
Subkhaana robbika robbil ‘izzati ‘amma yasifuun wasalaamun ‘alal mursaliin wal khamdu lillaahi robbil ‘aalamin

Upacara Bendera PPL STAIN KUDUS

Kudus, 27/8/2016
Upacara yang diselenggarakan oleh MTs NU Raudlatus Shibyan ini beda dengan hari hari lainnya,karena pada kesempatan ini sekligus upacara terakhir PPL STAIN KUDUS 2016, mereka di terjunkan untuk praktik di madrasah ini tanggal 25 juli s/d 31 Agustus 2016 sejumlah 12 orang yaitu 4 putra dan 8 putri,dalam sambutannya yang dibawakan salah satu peserta PPL, FITA NOOR ISTIQLALIYAH berpesan kepada siswa siswi  untuk menghormati bapak ibu guru dan melaksanakan tugas yang diberiknnya, menyayangi dan tolong menolong sesama teman temanya. Tetap belajar yang rajin dan giat disiplin waktu berangkat sekolah agar tidak terlambat yang nantinya akan menjadi anak sholih sholikhah.
Di Akhir sambutannya berterima kasih kepada Kepala sekolah dan guru diberikan waktu sebulan untuk bisa menimba ilmu dan prakrtik di MTs.semoga akan terjalin harmonis pihak STAIN dan MTs.

Jumat, 19 Agustus 2016

Tontowi dan Santri NU

Tontowi dan Santri NU
  Juara Dunia dalam Olimpiade Bergengsi
==================

Oleh M Abdullah Badri

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Efendi boleh berbangga menyatakan kalau terpilihnya dia sebagai menteri karena Muhammadiyah tempat ia berorganisasi lebih unggul dalam pendidikan. Tapi dia tidak boleh nyinyir dengan prestasi nyata lembaga pendidikan milik Nahdlatul Ulama’ (NU) yang senyatanya lebih bisa dikabarkan.

Pasalnya, dalam Olimpiade, even olahraga bergengsi di dunia itu, pemuda lulusan SMK Ma’arif NU Selandaka, Sumpiuh, Banyumas bernama Tontowi Ahmad (28) berhasil mengembalikan tradisi perolehan emas dalam olahraga bulutangkis setelah sekian tahun kandas.

Bersama pasangan timnya Liliana Natsir, Tontowi yang pernah nyantri di Queen Al-Falah, Ploso Kediri itu mengibarkan bendera merah putih di Rio de Janeiro, pada Rabu (17/08/2016) malam, bersamaan dengan semarak jutaan santri di Nusantara yang gegap gempita merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-71 di masing-masing pondok mereka, lengkap tanpa mengubah kostum khas santri lakinya sarung, jubah, surban, kopiah, jilbab dan sandal.    

Heroisme santri di dalam negeri tersambung dengan meluapnya kebanggaan anak negeri ketika Tontowi dinyatakan menang melawan rivalnya dari Malaysia. Asal tahu saja, sebelum Owi –panggilan Tontowi,- berlaga, broadcast kiriman doa kepadanya sempat viral di grup-grup santri, baik Facebook maupun WhatsApp.

Owi pernah nyantri sekitar tahun 2000. Karena itulah Owi pantas didoakan oleh komunitas muslimin pesantren. Kedua orang tuanya pun aktivis NU di daerah. Tercatat, ibunya yang bernama Nyai Masruroh adalah Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Sumpiuh. Sementara, ayahnya Kiai Muhammad Husni Muzaitun adalah Ketua Pengurus Ranting (NU) Desa Selandaka, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah.

Owi, santri yang pada tahun 2005 pernah tergabung dalam Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum di Kudus ini, kata orang tuanya, memang suka dengan bulutangkis sejak kecil. Dorongan menjadi atlit kian mudah karena ayahnya juga hobi main bulutangkis.   

Olimpiade Matematika
Sama hebatnya dengan prestasi Owi adalah santri-santri didikan lembaga pendidikan NU di Jepara. Dua siswa dari Yayasan Pendidikan NU (YPNU) Mathalibul Huda, Mlonggo, Jepara juga menjadi juara dalam Olimpiade di Singapura. Bukan olahraga, namun matematika.

Dalam ajang bergengsi bernama Singapore International Mathematic Olympiad Challenge (Simoc) pada 12-15 Agutus 2016, Anisa Hayati, siswa kelas X MA NU Mathalibul Huda menyabet 2 medali emas kategori individu, kelompok dan best over all. Adik kelasnya di kelas IX MTs NU Mathalibul Huda bernama Dedi Wahyudi juga meraih medali parak (kelompok) dan perunggu (individu).

Selain dari Mathalibul Huda, santri Jepara yang menang dalam kompetisi tingkat Benua Asia itu ada yang berasal dari SDUT Bumi Kartini. Mereka adalah Izzati Kayla Anandita, Raihan Yusfi Zamroni (juara harapan/ kelompok) dan Ahmad Maulana Malik Ibrahim (medali perunggu/ individu). Barus kelas 5 tapi prestasinya menggila.

Nama-nama santri di atas adalah sosok yang menginspirasi anak negeri. Ini membuktikan bahwa santri itu poros ilmuan dan intelektual yang tidak pas jika disebut hanya bisa tahlilan, burdahan, maulidan, ratiban, manaqiban, ziarah, yasinan, dan segala bentuk amaliyah yang disebut kalangan salafi-wahabi sebagai bid’ah, syirik dan biang kemunduran.

Islam yang berkemajuan itu jika mendapat nikmat lekas bersyukur, sebagaimana dilakukan oleh orang tua Owi sesaat setelah dikabarkan menang olimpiade. Kabar prestasi dan kemenangan, bagi santri, adalah bagian dari tahadduts bin nikmat (saling menebar nikmat).

Artinya, nikmat dalam syukur itu tidak terselip pesan sombong atas asumsi dirinya sendiri yang lebih tinggi dari lainnya. Jika tidak demikian, kalangan santri menyebutnya dengan istilah “setan berbentuk manusia”.

Dalam bahasa guru besar saya, KH Ma’mun Ahmad Kudus, orang seperti itu ibarat “kesandung roto kebentus awang-awang” (tersandung datar, terbentur udara). Dia tidak merasa bersalah kepada orang lain, padahal, orang lain sudah merasakan akibat kesalahannya.

Dari sini, para santri telah terbukti banyak menginspirasi negeri. Ini belum saya lanjut pembahasan bagaimana para kiai-santri tanpa pamrih berjuang, berkorban harta, nyawa dan lainnya untuk memerdekakan negeri.

Tapi di ujung sana, masih ada saja yang mengharamkan hormat bendera, menyebut Pancasila tidak relevan, menuduh Indonesia negara thaghut, kafir dan halal pemimpinnya dibunuh, hingga pada 17-an kemarin, tidak ada suara dari mereka mengibarkan bendera merah putih. Bahkan mempertanyakan kemerdekaan Indonesia. Ah.

*santri Tasywiquth Thullab, Kudus

Kamis, 18 Agustus 2016

Pengajian Selapanan Jumat Legi

Kudus,19/8/2016
Pendidikan karakter siswa dalam pengbembangan diri inilah yang menjadi tolak ukur anak didalam dunia pendidikan sekarang ini,apalagi seusia MTs.
Kegiatan rutinan pengajian selapanan jumat legi adalah salah satunya.mereka diajarkan bagaimana dalam pelaksanaan pengajian ini bisa sukses baik dan teratur sesuai urutan acara.
Memang di MTs NU Raudlatus Shibyan ini ada Ekstra Dawah Training, dimana siswa di ajarkan MC,Qiroatil Quran,Sholawat Albarjanji/Dziba',Tahlil dan doa,serta Pidato.
Target dan Tujuan kegiatan ini untuk selalu bertaqwa kepad Alloh SWT dan menjalankan Amaliah NU dalam sehari hari,selain itu melatih mental dan psikis anak agar mereka terlatih nantinya di tengah tengah masyarakat dan siap jadi generasi penerus Aswaja An Nahdliyyah.
Dengan motto kami SANTRI, SANTUN, CERDAS DAN BERPRESTASI.
===rashibnews.

Rabu, 17 Agustus 2016

Semarak HUT RI KE 71 Jalan Sehat

Kudus,(18/8/2016),
Masih dalam rangkaian acara 17an, untuk menyemarakkan HUT RI  KE 71.MA NU RAUDLATUS SHIBYAN Peganjaran mengadakan acara jalan sehat yang diikuti sejumlah guru dan karyawan serta siswa siswi yang berjumlah ratusan ini dengan semangat menelusuri jalan dari kampung kampung.
Wafik Chairi,SE selaku kepala madrasah ini sangat senang dan mengapresiasi seluruh guru dan karyawan adanya kegiatan semacam ini apalagi momentnya sangat pas dengan acara HUT RI KE 71, selain sebagai wisata refresing dan wisata alam anak, kegiatan ini juga sebagai show madrasah kami di masyarakat. Sebagai satu satunya MA yang ada di kecamatan Bae program Keahlian otomotif, tata busana dan keagamaan tahfidz Alquran.
Jalan kaki adalah salah satu cara hebat untuk berolahraga, tapi sayang kurang diberi perhatian layak. Banyak dari kita yang mengabaikan aktivitas ini lantaran bergelimangnya alat transportasi pribadi yang kita miliki. Karena jalan kaki bukan merupakan aktivitas berat, muncul keyakinan bahwa jalan kaki tidak memiliki efek signifikan, baik terhadap kesehatan tubuh maupun dalam rangka menurunkan kadar lemak dan kalori di dalam tubuh (menurunkan berat badan). Ini tidak benar. Jalan kaki justru memiliki efek sangat besar bagi upaya penurunan berat badan sekaligus terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh.
Satu hal yang luar biasa dari olahraga jalan kaki adalah: tidak memiliki resiko atau dampak buruk serta tidak menyebabkan ketegangan, tutur Guru Muda Olah raga pak andy.
Setelah acara ini juga diadakan lomba lomba diantaranya adalah masakan tumpeng,pidato dan kebersihan kelas.
===rashibnews.

Jalan Sehat Menyenangkan dan menyehatkan

Kudus (18/8/2016), Dalam memperingati 17 Agustus 2016,  MI NU RAUDLATUS SHIBYAN PEGANJARAN mengadakan jalan sehat yang diikuti oleh bapak ibu guru dan ratusan siswa siswi.

Jalan Sehat merupakan media berkumpul, olahraga ringan yang menyehatkan serta sangat efektif dalam membangun komunikasi dan kebersamaan sebagai sivitas kelembagaan. Tutik Sumiyati selaku WAKA Keaiswaan Madrasah mengatakan bahwa Kekompakan dan kebersamaan merupakan modal dasar yang sangat penting dalam mencapai visi dan misi Madrasah dan juga sebagai media promosi di tengah tengah masyarakat. Madrasah kami dipercaya bahwa anak anak mereka untuk disekolahkan di madrasah kami. Kami juga dengan dewan guru akan memberikan yang terbaik untuk anak dan mencapai tujuan pembelajaran.
Moment 17an memperingati HUT RI KE 71 ini sangat pas untuk kegiatan jalan sehat, selain anak jalan dan menyatu dengan alam dan juga media refresing dan wisata alam juga. Tutur Wakil Ketua Madrasah Ibu Trisnawati.
Jalan sehat ini Bisa dilakukan di mana saja
Abdul Hadi, S.Pd.I selaku guru muda yang mengajar Olahraga mengtakan, Berjalan kaki adalah aktivitas yang bisa dilakukan di berbagai tempat, tanpa harus pergi ke gym atau menggunakan track khusus. Meskipun dalam kondisi berolahraga, anda tidak akan nampak seperti orang yang melakukan aktivitas olahraga; sehingga bisa melakukan jalan kaki di manapun tanpa merasa risih, canggung, bisa menikmati semua yang anda lihat, menyapa orang yang anda temui, serta melakukan aktivitas sampingan lainnya. Selain itu, karena bisa dilakukan dimanapun, maka anda bisa berjalan sejauh apapun dan kemanapun. Hal ini memastikan anda bisa meningkatkan jarak tempuh, menambah atau membuat tujuan lain, dan membuat variasi sebanyak mungkin. Dengan cara ini, anda bisa melakukan aktivitas olahraga yang menyenangkan, tidak menegangkan, dan bahkan bisa membakar kalori dan lemak jauh lebih banyak. Tidak kalah penting, berjalan kali juga bisa digabung dengan aktivitas rekreasi ke tempat tujuan khusus, yang tentu semakin menyenangkan dan tidak terasa sebagai rutinitas menjenuhkan!.
===rashibnews.

Sejarah Pencipta Lagu Hari Merdeka

SANG PENYELAMAT BENDERA PUSAKA DAN PENCIPTA LAGU "HARI MERDEKA" ADALAH SEORANG KETURUNAN RASULULLAH

Tepat hari ini 17 Agustus 2016 adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada hari yang sangat spesial ini, ada satu hal yang menjadi momen “suci” bangsa Indonesia khususnya di saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, yakni pengibaran bendera pusaka Sang Saka Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.

Sang Saka Merah Putih sebagai bendera pusaka ternyata mempunyai catatan sejarah yang cukup heroik sehingga harus diselamatkan dari penjajahan Belanda saat itu. Jika tidak, mungkin anak cucu keturunan bangsa Indonesia sekarang ini tidak dapat menyaksikan bendera pusaka sebagai salah satu bukti sejarah kemerdekaan Indonesia. Tahukah anda bahwa sang penyelamat bendera pusaka dari tangan penjajah saat itu adalah seorang habib, yang mempunyai darah pertalian keturunan dengan Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam?

Sayyidil Habib Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar, beliau lah sang penyelamat bendera pusaka Sang Saka Merah Putih dari tangan penjajah. Tanpa jasa beliau, bangsa Indonesia sekarang mungkin sudah tidak dapat melihat lagi bendera pusaka yang dijahit oleh istri Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati. Saat itu, Presiden Soekarno menugaskan Habib Muhammad Husein Muthahar yang berpangkat Mayor untuk menjaga dan menyelamatkan bendera pusaka dari tangan penjajahan Belanda meski harus dengan mengorbankan nyawanya. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” ini pun berhasil dilaksanakan sang Habib dengan penuh perjuangan.

KH Achmad Chalwani Nawawi, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo yang juga Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah menuturkan bahwa Habib Muhammad Husein Muthahar yang merupakan penyelamat bendera pusaka ini adalah paman dari Habib Umar Muthohar Semarang.

Ingin tahu kisah sang Habib dalam menyelamatkan bendera pusaka? Berikut adalah kisah selengkapnya tentang penyelamatan bendera pusaka oleh Habib Muhammad Husein Muthahar ini yang mesti diketahui oleh bangsa Indonesia khsusunya umat Islam agar tahu bagaimana perjuangan para pendahulu bangsa ini dalam mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia.

KISAH HEROIK PENYELAMATAN BENDERA PUSAKA OLEH HABIB MUHAMMAD HUSEIN MUTHAHAR

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat dan dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Bendera pusaka untuk pertama kali berkibar pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu “Indonesia Raya” kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Pada 4 Januari 1946, karena aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Bendera pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam koper pribadi Soekarno. Selanjutnya, ibukota dipindahkan ke Yogyakarta.

Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua yang membuat Presiden, wakil presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia akhirnya ditawan Belanda. Di saat-saat genting dimana Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Presiden Soe­karno sempat memanggil salah satu ajudannya berpangkat Mayor yang bernama Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar, yang kemudian ditugaskan untuk menyelamatkan sang bendera pusaka. Penyelamatan bendera pusaka ini merupakan salah satu bagian “heroik” dari sejarah tetap berkibarnya Sang Merah putih di persada bumi Indonesia. Saat itu, Soe­karno berucap kepada Habib Husein Muthahar:

“Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan bendera ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya.”

Di saat bom-bom berjatuhan dan tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota, Habib Husein Muthahar terdiam dan memejamkan matanya, berpikir dan berdoa. Amanah “menjaga bendera pusaka dengan nyawa” dirasakannya sebagai tanggungjawabnya yang sungguh berat. Setelah berpikir, Habib Husein Muthahar pun menemukan solusi pemecahan masalahnya. Sang Habib ini membagi bendera pusaka menjadi 2 bagian dengan mencabut benang jahitan yang menyatukan kedua bagian merah dan putih bendera itu. Dengan bantuan Ibu Perna Dinata, kedua carik kain merah dan putih itu berhasil dipisahkan. Oleh Habib Husein Muthahar, kain merah dan putih itu lalu diselipkan di dasar dua tas terpisah miliknya. Seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya dijejalkan di atas kain merah dan putih itu. Sang Habib hanya bisa pasrah, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang ada dalam pemikiran Habib Husein Muthahar saat itu hanyalah satu, yakni bagaimana agar pihak Belanda tidak mengenali bendera merah-putih itu sebagai bendera, tapi ha­nya kain biasa, sehingga tidak melakukan penyitaan. Di mata seluruh bangsa Indonesia, bendera itu adalah sebuah “prasasti” yang mesti diselamatkan dan tidak boleh hilang dari jejak sejarah.

Benar, tak lama kemudian Presiden Soekarno ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Prapat (kota kecil di pinggir danau Toba) sebelum dipindahkan ke Muntok, Bangka, sedangkan wakil presi­den Mohammad Hatta langsung dibawa ke Bangka. Habib Husein Muthahar dan beberapa staf kepresidenan juga akhirnya tertangkap dan diangkut dengan pesawat Dakota. Mereka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Habib Husein Muthahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.

Di Jakarta Habib Husein Mutahar menginap di rumah Perdana Menteri Sutan Syahrir, yang sebelumnya tidak ikut mengungsi ke Yogyakarta. Beberapa hari kemudian, Habib Husein Muthahar indekost di Jalan Pegangsaan Timur 43, di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (Kepala Kepolisian RI yang pertama). Selama di Jakarta Habib Husein Muthahar selalu mencari informasi dan cara, bagaimana bisa segera menyerahkan bendera pusa­ka kepada presiden Soekarno. Pada suatu pagi sekitar pertengahan bulan Juni 1948, akhirnya ia menerima pemberitahuan dari Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jalan Diponegoro) Jakarta. Pemberitahuan itu menyebutkan bahwa ada surat dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepadanya.

Sore harinya, surat itu diambil oleh Habib Husein Muthahar dan ternyata memang benar berasal dari Soekarno pribadi. Isinya sebuah perintah agar ia segera menyerahkan kembali bendera pusaka yang dibawanya dari Yogya kepada Sudjono, agar dapat diba­wa ke Bangka. Soekarno sengaja tidak memerintahkan Habib Husein Muthahar sendiri datang ke Bang­ka dan menyerahkan bendera pusaka itu langsung kepadanya. Dengan cara yang taktis, ia menggunakan Soedjono sebagai perantara untuk menjaga kerahasiaan perjalanan bendera pusaka dari Jakarta ke Bangka. Itu tak lain karena dalam pengasingan, Soekarno hanya boleh dikunjungi oleh anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda di bawah pengawasan UNCI (United Na­tions Committee for Indonesia). Dan Sudjono adalah salah satu anggota delegasi itu, sedangkan Habib Husein Muthahar bukan.

Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Soedjono ke Bangka, Habib Husein Muthahar berupaya menyatukan kembali kedua helai kain merah dan putih dengan meminjam mesin jahit tangan milik seorang istri dokter yang ia sendiri lupa namanya. Bendera pusaka yang tadinya terpisah dijahitnya persis mengikuti lubang bekas jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tetapi sayang, meski dilakukan dengan hati-hati, tak urung terjadi juga kesalahan jahit sekitar 2 cm dari ujungnya. Dengan dibungkus kertas koran agar tidak mencurigakan, selanjutnya bendera pusaka diberikan Habib Husein Muthahar kepada Soedjono untuk diserahkan sendiri kepada Presiden Soekarno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Soekarno dengan Habib Husein Muthahar sewaktu di Yogyakarta. Dengan diserahkannya bendera pusaka kepada orang yang diperintahkan Soekarno maka selesailah tugas penyelamatan yang dilakukan Habib Husein Muthahar. Sejak itu, Sang Habib tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera pusaka.

Tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta dari Bangka dengan membawa serta bendera pusaka. Tanggal 17 Agustus 1949, bendera pusaka dikibarkan lagi di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Pada 27 Desember 1949, naskah pengakuan kedaulatan lndo­nesia ditandatangani dan sehari setelah itu Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta pun kembali menjadi ibukota Republik Indonesia. Hari itu juga, bendera pusaka dibawa kembali ke Jakarta. Dan untuk pertama kalinya setelah Prok­lamasi Kemerdekaan Indonesia, bendera pusaka Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di Jakarta pada peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1950. Karena kerapuhan bendera pusaka, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.

Pada tahun 1968, Habib Muhammad Husein Muthahar membentuk organisasi mahasiswa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau Paskibraka (Bendera Pusaka Flag Hoisting Troop). Paskibraka inilah yang nantinya akan selalu bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka pada setiap upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia hingga sekarang. Selain membentuk Paskibraka, beliau pun menyusun tata cara pengibaran bendera pusaka. Atas jasanya ini, beliau mendapat julukan Bapak Paskibraka Indonesia.

SANG KOMPONIS LAGU INDONESIA YANG FENOMENAL, HARI MERDEKA, DAN HYMNE SYUKUR

Habib Muhammad Husein Muthahar tidak hanya dikenal sebagai penyelamat bendera pusaka dan pendiri Paskibraka saja tetapi beliau juga seorang komponis lagu Indonesia yang hebat. Habib yang dikenal dengan nama H. Mutahar ini telah menghasilkan ratusan lagu Indonesia, seperti lagu nasional Hari Merdeka, Hymne Syukur, Hymne Pramuka, Dirgayahu Indonesiaku, juga lagu anak-anak seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, dan lain-lain.

Lagu Hari Merdeka dan Hymne Syukur adalah salah satu lagu fenomenal yang diciptakan oleh Habib Muhammad Husein Muthahar. Terkait penciptaan lagu Hari Merdeka, ada satu cerita yang menarik. Ternyata inspirasi lagu Hari Merdeka ini muncul secara tiba-tiba saat beliau sedang berada di toilet salah satu hotel di Yogyakarta. Bagi seorang komponis, setiap inspirasi tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja. Beliau pun cepat-cepat meminta bantuan Pak Hoegeng Imam Santoso (Kapolri pada 1968 –1971). Saat itu Pak Hoegeng belum menjadi Kapolri. Sang Habib menyuruh Pak Hoegeng untuk mengambilkan kertas dan bolpoin. Berkat bantuan Pak Hoegeng, akhirnya jadilah sebuah lagu yang kemudian diberi judul “Hari Merdeka”. Sebuah lagu yang sangat fenomenal dan sangat terkenal yang banyak dinyanyikan oleh bangsa Indonesia, bahkan anak-anak pun sangat hafal dan pandai menyanyikannya.

Berikut lirik lagu Hari Merdeka ciptaan Habib Muhammad Husein Muthahar:

Hari Merdeka

Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita

Selain “Hari Merdeka”, lagu berikut juga menjadi karya fenomenal beliau. Judulnya “Syukur”. Lagu ini tercipta setelah menyaksikan banyak warga Semarang, kota kelahirannya, bisa bertahan hidup dengan hanya memakan bekicot. Berikut lirik lagunya:

Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadiratmu Tuhan

Dan masih banyak lagi karya fenomenal beliau yang lainnya.

Habib Muhammad Husein Muthahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88 tahun, pada 9 Juni 2004 akibat sakit tua. Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi, beliau tidak menginginkan itu. Sesuai dengan wasiat beliau, pada 9 Juni 2004 beliau dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.

Allahu yarhamhu, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat (kasih sayang) kepada beliau, Sayyidil Habib Muhammad Husein Muthahar. Semoga jasa dan perjuangan beliau untuk Tanah Air Indonesia dibalas dengan surga dan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga pula beliau tercatat sebagai pejuang yang syahid. Amin Ya Robbal ‘Alamin, Alfatihah….

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-71, JAYALAH NEGERIKU JAYALAH BANGSAKU
17 AGUSTUS 1945 – 17 AGUSTUS 2016

Selengkapnya: http://www.elhooda.net/2015/08/habib-muhammad-husein-muthahar-penyelamat-bendera-pusaka-sang-saka-merah-putih/.

Upacara HUT RI KE-71

Kudus (17/8/2016), Rangkuman teks Sambutan pembina upacara dari Gubernur Jawa Tengah yang disampaikan oleh Bapak Abdul Hadi, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah NU Raudlatus Shibyan Peganjaran Bae Kudus pada acara upacara peringatan HUT RI KE 71 yang diselenggarakan di Lapangan Peganjaran rabu,17 Agustus 2016. Kemerdekaan telah lebih dari 7 dasawarsa bangsa yang berdikari.kita ingin membuktikan kepada dunia kita adalah bangsa yang berketuhanan dalam kemanusiaan yang adab.bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Kebebasan kita hari ini adalah kebebasanbyg harus bisa dipertanggung jawabkan kepada Alloh SWT bangsa dan masyarakat Indonesia.janganlah kita mudah terhasut terprovokasi atas tindakan terorisme dan radikalisme apalagi hingga intoleransi yang mengancam keutuhan NKRI.Narkoba, kekerasan terhadap Perempuan dan anak,hanya ada satu kata:Lawan ! Korupsi kita cegah sejak dini. Dalam kegiatan ini diikuti  oleh semua dewan guru dan murid dari mulai tingkat MI.MTs.MA NU sebanyak kurang lebih 800 peserta. Abdul Manan selaku ketua panitia ini mengatakan bahwa kegiatan ini kita selenggarakan bersama satu yayasan setiap lembaga agar untuk menjalin kebersamaan dan juga melaksanakan hasil raker dalam setahun. Agenda setelah upacara 17an kita juga mengadakan Tahlil bersama yang diikuti seluruh bapak ibu guru karyawan.deng tujuan mendoakn para pahlawan NU yang meninggal di medan perang.acara ini selain lagu kebangsaan kita lantunkan diantaranya adalah  indonesia raya,Hari Merdeka,kami juga menyanyikan lagu Syubbanul Wathon karya pahlawan Nasional KH. Wahab Hasbullah seorang pejuang NU dalam memperjuangkan NKRI. di bumi NUsantara ini. merdeka merdeka merdeka.

Senin, 25 Juli 2016

MATSAMA MTs NU RAUDLATUS SHIBYAN

Sahabat Rashib
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah usai, liburan panjang akhir tahun ajaran telah rampung, disusul libur hari raya yang telah habis. Hari ini tanggal 18 Juli 2016 adalah hari pertama masuk pada tahun pelajaran 2016/2017. Di tahun pelajaran baru, ada murid baru yang telah siap memasuki "gerbang" baru dan tentunya di sekolah baru, tempat mencari ilmu. Selain murid baru ada juga yang masuk dikelas baru yakni satu tingkat diatas pada kelas sebelumnya.
Bagi peserta didik baru pada RA dan Madrasah akan memulai kegiatan di RA dan Madrasah baru dengan mengikui kegiatan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) yang merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk peserta didik baru di Madrasah. Bagi siswa RA dan Madrasah yang naik kelas atau masuk pada kelas baru meskipun tidak melaksanakan MATSAMA namun mereka juga akan mengikuti kegiatan yang bersifat pengenalan pada kelas baru.
Berikut dibawah ini materi kegiatan MATSAMA (bagi peserta didik baru) dan Kegiatan awal tahun pelajaran bagi siswa Madrasah yang naik kelas sehingga masuk pada kelas baru :
JENJANG RAUDLATUL ATHFAL (RA) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
Materi MATSAMA bagi peserta didik baru RA dan peserta didik baru Kelas I (satu) MI diisi dengan kegiatan pengenalan Madrasah, antara lain :
1. Sosialisasi;
2. Cara belajar (belajar sambil bermain);
3. Kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah;
4. Kegiatan keagamaan;
5. Kegiatan kepramukaan.
Adapun bagi peserta didik kelas II (dua) sampai dengan kelas VI (enam) MI dapat diadakan kegiatan yang bersifat konstruktif dan edukatif sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang mencakupi kegiatan :
Penyusunan pengurus kelas;
Pengenalan warga kelas;
Menciptakan kegiatan yang dinamis di kelas dengan dipandu wali kelas;
Pembentukan kelompok belajar;
Menyusun tata tertib kelas;
Pembenahan 7 (tujuh) K (Kebersi Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan);
Kegiatan keagamaan.
JENJANG MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DAN MADRASAH ALIYAH (MA)
Materi MATSAMA bagi peserta didik baru kelas VII (tujuh) MTs dan Kelas X (sepuluh) MA diisi dengan kegiatan MATSAMA, antara lain :
1. Pengenalan Madrasah (program, struktur, tata tertib, kode etik/tata krama Madrasah, orientasi kepramukaan dan lain-lain);
2. Penanaman konsep pengenalan diri peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
3. Pendidikan karakter bangsa dan agama;
4. Kegiatan kesiswaan;
5. Peraturan Baris Berbaris (PBB);
6. Pembentukan pengurus kelas;
7. Pembagian kelompok belajar;
8. Mencatat jadual;
9. Tata cara diskusi kelompok dengan dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan bimbingan.
10. PTG . Penerimaan Tamu Galang
Adapun Bagi peserta didik Kelas VIII (delapan) dan Kelas IX (sembilan) MTs serta Kelas XI (sebelas) dan Kelas XII (dua belas) MA, yang menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat dilibatkan dalam kegiatan MATSAMA, sedangkan yang tidak masuk dalam pengurus OSIS diisi dengan kegiatan :materi pembelajaran kelas;
Pembentukan kelompok belajar;
Teknik berdiskusi;
Pendidikan karakter bangsa dan agama;
Mencatat jadual;
Menyusun tata tertib kelas;
Kegiatan 7 (tujuh) K;
Kegiatan keagamaan; (satu) tahun termasuk indikator yang ingin dicapai;
Penelusuran bakat dan minat siswa.
Hal terpenting yang perlu diketahui dalam pelaksanaan MATSAMA an kegiatan awal tahun pelajaran yakni semua materi tersebut diatas harus dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai pendidikan dengan kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang dilandasi nilai-nilai religius serta dipandu oleh wali kelas masing-masing dengan melibatkan guru yang mengajar di kelas tersebut.
Demikian info mengenai Materi MATSAMA Dan Kegiatan Awal Tahun Pelajaran Bagi Siswa RA, MI, MTs, Dan MA , semoga ada manfaatnya._ Rashib News

Rabu, 06 April 2016

Ujian Madrasah dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) MTs NU Raudlatus Shibyan

Hari ini,Kamis,7 April 2016 sebanyak113 siswa MTs NU Raudlatus Shibyan Peganjaran mengikuti Ujian Madrasah (UM) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN). Kegiatan ini serentak di kabupaten kudus dibawah Naungan LP. Ma'arif NU Kudus. Selama 9 hari kedepan mulai 7-16 April 2016 peserta didik melaksanakan UM dan UAMBN. Mastuningsih, salah satu siswa MTs kesiapannya dalam ujian sudah sejak kemaren dengan belajar dan berikhtiar doa agar nantinya bisa mengerjakan dengan hasil nilai yang memuaskan.Memang sebelumnya anak anak mengikuti ujian dari pihak madrasah sudah memberi pembekalan dengan mengaktifkan belajar kelompok bersama dan secara spiritual anak ziarah ke makan sunan kudus,Kh. Ahmad Mutamakkin Kajen Pati dan mengamalkan membaca surat al insyiroh (alam nasroh.red)sebanyak 53X.bertabarrukan berwasilah sebagai ciri khas warga nahdliyyin. Untuk UN dilaksanakan tanggal 9 - 12 Mei 2016.serentak di Indonesia.

Minggu, 03 Januari 2016

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

OSIS MA NU RAUDLATUS SHIBYAN BERSHOLAWAT

Senin ini 4 Januari 2016 peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.kumandang sholawat dan suara hadroh mengiringi maulid.Osis MA NU RAUDLATUS SHIBYAN Peganjaran Bae Kudus.

Peringatan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya sebagai tanda suka cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba.
Demikianlah rahmat Allah terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah merahmati, karena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, bagaimanakah kiranya anugerah Allah bagi umatnya, yang iman selalu ada di hatinya?
Beliau saw. sendiri mengagungkan hari kelahirannya dan bersyukur kepada Allah pada hari itu atas nikmatNya yang terbesar kepadanya.
Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala, Allah SWT berfirman:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤﺎً
" Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya. " (QS Al-Ahzab: 56).